SYAFAAT



SYAFAAT

Pengertian syafaat dalam bahasan ini adalah pertolongan Allah, kepada hamba-Nya di akhirat berupa pengampunan dosa, keringanan siksa atau peningkatan derajad di surga dengan melalui permohanan dari sebagian hamba-Nya yang diberi ijin khusus.
 Pengertian tersebut tercermin didalam ayat-ayat al Qur’an  al:
Surat Thaha (20) ayat 109:

يومءذ لاتنفع الشفا عة الا من اذ ن له الر حمن ورضي له قولا                   

Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin  oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridhai perkataannya.

Surat An Zaukhruf (43) ayat 86:

ولا يملك الذ ين يد عون من دو نه الشفا عة الا من شهد بالحق وهم يعلمون    
Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat, akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang-orang yang mengakui yang haq (tauhid) dan mereka meyakininya.

Surat An Najm (53)  ayat 26:

وكم من ملك فى السموت لا تغ ني شفا عتهم شيءا الا من بعد ان يأ ذنالله لمن    
يشاء وير ضى                                                                            

Dan berapa banyaknya malaikat dilangit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali  sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya)

Dari ayat tersebut diatas timbul pertanyaan siapakah yang mendapatkan izin dan yang diridhai ?
Banyak ulama  berpendapat bahwa yang mendapat izin untuk memberi syafaat adalah Nabi Muhammad Saw sebagaimana dijelaskan banyak hadits  Al:
  1. Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu, mereka beristighatsah (minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa dan semuanya tak mampu berbuat apa-apa, lalu mereka beristighatsah kepada Nabi Muhammad Saw (Hr. Bukhari, 1405)
  2. Ketika manusia berkumpul dipadang mahsyar, ketika itu manusia mendatangi Nabi Adam, agar memintakan syafaat kepada Allah lantaran kesusahan yang menimpa mereka, tetapi beliau tidak kuasa. Mereka kemudian mendatangi Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa, namun mereka tidak kuasa. Akhirnya mereka mendatangi Rasulullah dan berkata: Ya Rasulullah, Engkau adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Sungguh Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Mintakan pertolongan bagi kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat apa yang menimpa kami. Kemudian Rasulullah bangkit dan kudatangi dibawah Arsy, aku sujud kepada Rabbku, kemudian Allah membukakan bagiku sanjungan dan pujian terbaik-Nya yang belum pernah dibukaka kepada seorangpun sebelumku. Lantas dikatakan, Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah maka kamu diberi, berilah syafaat niscaya akan disyafaati. Lalu kuangkat kepalaku dan kukatakan, Ummatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku. (Har. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
  3. Semua Nabi mempunyai doa yang dikabulkan, dan doaku kusembunyikan sebagai syafaat bagi ummatku pada hari kiamat. Syafaat ini akan diperoleh bagi orang yang mati dari ummatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun (Hr. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

Hadits-hadits tersebut mempunyai derajad mutawatir, dan tidak bertentangan dengan ayat-ayat al Qur’an bahkan memperjelas ayat-ayat Allah, sehingga layak untuk diyakini oleh orang yang mengaku dirinya muslim.  

Namun demikian ada saudara-saudara kita yang masih berselisih tentang syafaat Rasulullah di yaumil akhir nanti. Mereka berpendapat bahwa syafaat Rasulullah adalah syariat-syariat yang dibawanya. Barang siapa yang menjalankan syariat-syariat yang diajarkan oleh Rasulullah, mereka itulah yang mendapatkan syafaat. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 48:

واتقوايو مالا تجزي نفس عن نفس شيأولا يقبل منها شفا عة ولا يؤ خذ منها  

عد ل و لا هم ينصرون                                                                  

Dan jagalah dirimu dari azab hari kiamat, yang pada hari itu seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun, dan begitu pula tidak diteima syafaat dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.

Menurut ulama dan tafsir Al Qur’an Ibnu Katsir bahwa ayat tersebut merupakan peringatan kepada orang-orang kafir dan tidak akan diterima (berapapun besarnya)  tebusan untuk mengentaskan sikasaan bagi orang-orang kafir, sekalipun ia mendatangkan emas sepenuh bumi untuk tujuan itu.
Demikian juga Allah berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 254:

يايهاالذي ن امنوا انفقوا مما رزقنكم من قبل انيأ تي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا

شفا عة والكفرون هم الظلمون                                                          

                   
    
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (dijalan Allah) sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada bagi lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang yang zalim.

Sebenarnya banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang bahwa syafaat tidak ada (berguna) sama sekali diakhirat seperti firman Allah dalam surat Al Muddatstsir ayat 48, yang artinya “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat”tetapi juga ada ayat-ayat yang menjelaskan bahwa syafaat diakhirat nanti harus disertai dengan izin Allah seperti  dalam surat Al Baqarah ayat 255 yang artinya “ ……Tiada yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izin- Nya…..”atau  dengan catatan bagi mereka yang telah Dia ridhai  seperti dalam surat Al Anbiya’ 28 yang artinya “…. Dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai (Allah) ….”

Pendapat mayoritas ulama tentang hal tersebut diatas bahwa pada prinsipnya syafaat diakhirat ada tetapi harus mendapat izin dari Allah dan diridhai-Nya, karena banyak sekali hadits-hadits dari berbagai riwayat menjelaskan adanya syafaat di akhirat nanti Sedangkan bagi orang-orang kafir tidak ada syafaat dan mereka itu kekal di neraka.

Dari uraian tersebut  diatas timbul permasalahan (sebagai bahan kajian) bahwa :
I   Dari sisi keadilan ternyata Allah itu tidak adil. Karena dosa yang diperbuat oleh orang mukmin sama dengan dosa yang diperbuat oleh orang kafir. Sedangkan pahala atau siksa Allah diberikan kepada hamba-Nya karena perbuatan yang ia lakukan. Jika kita katakan bahwa dengan perantaraan syafaat seorang mukmin yang telah berbuat dosa akan terbebas dari siksa, sedangkan orang kafir tidak akan selamat. Pada hal mereka melakukan perbuatan dosa yang sama. Hal ini berarti bertentangan dengan sifat Allah bahwa Allah Maha Adil.  

II Jika aturan agama yang diyakini bahwa para Nabi akan memohonkan ampunan bagi mereka yang telah melakukan  dosa selama hidupnya didunia lewat syafaat, niscaya mereka akan berani melakukan maksiat dan menumpuk dosa dengan harapan akan mendapatkan syafaat dihari kiamat. Bila hal ini terjadi maka semua hokum dan aturan yang ditetapkan oleh agama akan menjadi sia-sia. Bagaimana pendapat anda?
Silahkan mengkaji, semoga kajian kita diridhai Allah Swt Amiin.









**** Selamat berdiskusi****

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel SYAFAAT ini dipublish oleh Unknown pada hari Rabu, 07 Mei 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 1komentar: di postingan SYAFAAT
 

1 komentar:

  1. PlaynGo Casino Review (2021) - Mapyro
    Discover the best 남원 출장안마 casinos in South Africa that accept NZ 제천 출장마사지 players! Read the reviews and find out 태백 출장샵 more about the games offered, 전주 출장샵 promotions, 계룡 출장샵 and

    BalasHapus

diooda