ADAB – ADAB DI DALAM MAJELIS ILMU


Berikut ini adalah beberapa adab di majelis ilmu yang kiranya penting untuk diperhatikan dan diamalkan oleh seorang penuntut ilmu. Adab-adab ini sengaja kami tulis dengan ringkas agar mudah diingat dan dipraktekkan. Di antara adab tersebut adalah:
1. Mengikhlaskan niat
2. Berpenampilan yang baik
3. Berlomba untuk berada di tempat terdepan
4. Menunjukkan akhlaq yang baik
5. Tenang dan fokus
6. Membaca Doa Kaffaratul Majelis
Adapun perinciannya sebagai berikut:

  1. 1.       Mengikhlaskan niat

Menuntut ilmu adalah ibadah yang mulia. Agar ibadah tersebut diterima oleh Allah ta’ala dan berbuah pahala, maka hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga betul keikhlasan niatnya. Allah berfirman,

 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (Al Bayyinah: 5)
Al Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya dengan apa seseorang meniatkan dirinya dalam menuntut ilmu? Maka beliau pun menjawab, “Hendaknya dia niatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari diri orang lain.”

2. Tampil dengan penampilan yang baik

Hendaknya seorang penuntut ilmu tampil dengan penampilan yang bersih dan rapi, memakai minyak wangi sehingga tercium aroma yang menyegarkan dari dirinya. Di dalam hadits Jibril ketika beliau ‘alaihissalam datang ke majelis Rasulullah digambarkan bahwa beliau datang dengan penampilan yang baik. Umar radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,

“Muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh..” (HR. Muslim dari Umar radhiyallahu ‘anhu)

3. Berlomba untuk berada di tempat terdepan

Dari Abu Waqid al-Harits bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu bahwasanya pada suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk dalam masjid beserta orang banyak. Lalu ada tiga orang yang datang.
Kedua orang itu berdiri di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun yang pertama, setelah ia melihat ada tempat yang lapang dalam majelis itu dia terus duduk di situ, orang yang kedua duduk di belakang orang banyak, sedangkan orang ketiga terus menyingkir dan pergi.
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai, beliau bersabda,
“Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan perihal tiga orang? Adapun yang orang yang pertama (yang melihat ada tempat lapang terus duduk di situ – pent), maka ia menempatkan dirinya kepada Allah, kemudian Allah memberikan tempat padanya. Adapun yang lainnya (yang duduk di belakang orang banyak – pent), ia pemalu, maka Allah pun malu padanya, sedangkan yang seorang lagi (yang menyingkir dari majelis – pent), ia memalingkan diri, maka Allah juga berpaling dari orang itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Namun apabila usahanya untuk duduk di depan itu akan mengganggu saudaranya yang lain dengan memaksa berdesak-desakan, maka hendaknya dia mengalah mencari tempat lain.



4. Berakhlaq yang baik dengan saudaranya yang berada di sekitarnya

Hendaknya seorang penuntut ilmu berakhlaq yang baik terhadap teman-teman dalam kajian tersebut. Seyogyanya dia berucap dan memperlakukan saudaranya dengan santun dan lemah lembut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
 “Dan bergaulah kepada manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. At Tirmidzi, dari Abu Dzar dan Muadz bin Jabal, hasan)

5. Tenang dan fokus dalam mendengarkan ceramah

Disebutkan dalam kitab Tadzkiratul Huffazh (1/242) dari Ahmad bin Sinan bahwasanya dulu di majelisnya Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah, tidak ada satu orang pun yang berbicara di dalam majelisnya, tidak ada satu orang pun yang meraut pena mereka, dan tidak ada satu orang pun yang berdiri. Seolah-olah di kepala mereka ada burung, atau seolah-olah mereka sedang berada dalam shalat.
Ini menunjukkan sikap yang tenang di dalam majelis ilmu, sehingga seorang bisa benar-benar fokus dan meraih faidah seoptimal mungkin.

6. Menutup setiap majelis dengan Doa kaffaratul Majelis
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Barang siapa yang duduk di dalam suatu majelis dan di majelis itu terjadi banyak suara hiruk pikuk, kemudian sebelum bubar dari majelis itu ia mengucapkan,

 “Maha suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah selain engkau, aku memohon ampunanmu dan aku bertaubat kepada-Mu”, melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi di majlis itu baginya”. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Al- Albani)

Catatan Tambahan:
Perlu juga ditambahkan di sini, hendaknya para penuntut ilmu yang hadir di sebuah kajian atau daurah mematuhi peraturan yang dibuat oleh panitia demi kelancaran dan ketertiban acara kajian, seperti merekam pada tempat yang telah disediakan, tidak mengaktifkan HP, dll. Ini termasuk ke dalam bab ta’aawun, tolong menolong di dalam kebaikan. Allah berfirman,

 “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al Ma’idah: 2)


Wallahu ta’ala a’lam bisshawab. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad, keluarga, sahabat serta para pengikutnya.

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel ADAB – ADAB DI DALAM MAJELIS ILMU ini dipublish oleh Unknown pada hari Kamis, 10 April 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan ADAB – ADAB DI DALAM MAJELIS ILMU
 

0 komentar:

Posting Komentar

diooda